Pages

Sunday, April 29, 2012

THREE DAYS CLOTH 


Kali ini saya ingin memperkenalkan sebuah clothing line yang bernama "Three Days Cloth" ! Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mendapat produk dari clothing line tersebut secara gratis. Produk yang saya dapat adalah sebuah kaos. Dengan senang hati tentunya saya pakai kaos tersebut untuk pergi kuliah dan hang out bersama teman-teman. Tak disangka ternyata banyak yang menanyakan kaos yang saya pakai itu ! Dibawah ini adalah contoh baju yang saya pakai waktu itu :


Nah, gimana nih menurut teman-teman ? kira-kira bagus ga kaosnya? buat temen-temen yang berminat untuk beli kaos tersebut, bisa langsung cek ke websitenya di www.threedayscloth.com . Dsitu teman-teman bisa lihat berbagai macam design kaos yang pastinya menarik ;) . Selain design yang ditawarkan dalam website tersebut, teman-teman juga bisa kok design by request :D langsung aja hubungi contact personnya yang tersedia di web itu buat tanya-tanya lebih lanjut :D

 
sumber : Youtube

Video di atas merupakan video bencana alam gempa bumi yang terjadi di Kota Padang beberapa waktu yang lalu . Semoga dengan melihat video tersebut kita semua menjadi sadar dan lebih menghargai alam ciptaan Tuhan serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.

Saturday, April 14, 2012

Tayangan televisi, Mendidik atau Tidak?

KOMPASIANA - Di era globalisasi ini, televisi merupakan salah satu benda yang mudah ditemukan. Setiap Keluarga di Indonesia pasti punya televisi. Kotak berisi tayangan-tayangan tersebut seakan menjadi kebutuhan bagi masyarakat khususnya pelajar. Ya, tiada hari tanpa tayangan dari televisi. Namun, dewasa ini tayangan di televisi di Indonesia semakin kurang mendidik. Banyak ditemui sinetron yang (menurut saya) kurang baik untuk ditonton pelajar. Beberapa diantaranya terlalu mengekspos kekerasan yang dapat ditiru oleh pelajar. Masih teringat beberapa tahun yang lalu, seorang pelajar meninggal karena meniru adegan dari televisi. Selain itu, Tayangan yang bersifat edukatif pun kini jarang ditemukan.
Saya pikir, mungkin tayangan yang bersifat edukatif dapat dibuat menjadi suatu tontonan yang menarik. Tidak hanya untuk pelajar, orang dewasa pun dapat menyaksikan tayangan tersebut.
Saya berharap, tayangan di televisi dapat diperkaya dengan program-program yang mendidik yang tentu saja dapat dikemas menjadi suatu tayangan yang menarik untuk ditonton. Tayangan ini dapat berupa kuis maupun film animasi yang tidak membosankan. Orang tua pun turut membimbing anaknya untuk memilih tayangan yang sesuai dengan umurnya. Selain itu, sebaiknya sebelum disiarkan, tayang televisi dapat diseleksi dahulu sehingga tayangan yang kurang baik tidak ditonton oleh pelajar.
Saya yakin, apabila tayangan di Indonesia dapat dikemas dengan baik, tayangan  yang mendidik mendapat peminat yang banyak pula. Dengan begitu, televisi memberikan dampak positif bukan?!

KPI Terima 3.196 Aduan Tayangan Tak Mendidik


VIVAnews - Tayangan tidak mendidik, seperti SARA, seks, adegan kekerasan, busana tidak seronok, pelecehan, kebohongan publik menjadi isu utama yang dilaporkan masyarakat ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Sepanjang 2011 ini, KPI mendapat 3.196 aduan masyarakat terkait isi siaran yang dinilai jauh dari nilai-nilai mendidik itu.

Wakil Ketua KPI, Nina Muthmainah Armando mengungkapkan, sinetron, iklan, dan reality show menempati posisi teratas dari program siaran yang diadukan.

Sementara, stasiun televisi yang paling mendapat aduan RCTI disusul Trans TV dan SCTV.

"Silakan dimaknai sendiri, mungkin itu juga menunjukkan paling banyak ditonton masyarakat," kata dia saat jumpa pers di Kantor KPI, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Rabu 28 Desember 2011.

Selain isu tersebut, format atau alur acara dan jam tayang juga menjadi isu utama masyarakat terhadap tayangan televisi.

Menurut Nina, selama 2011, KPI telah memberikan 53 sanksi dengan rincian 50 teguran tertulis, 1 pembatasan durasi, dan 2 penghentian sementara.

"KPI juga telah mengeluarkan 8 surat imbauan dan 29 surat peringatan terkait isi siaran," katanya.

Sebelumnya, KPI juga telah menerima surat dari Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS) terkait banyaknya penyiaran yang mendiskreditkan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

Dari seluruh surat teguran, ada tujuh surat yang merupakan sanksi karena mendiskreditkan orang yang termarjinalisasi. Misalnya orang bertubuh pendek, tuna wicara, ODMK, dan lain-lain.

"Padahal, dalam pedoman perilaku penyiaran sudah diatur kelompok masyarakat dalam kategori tertentu," ujar Nina di kantor KPI, Jakarta, Jumat 18 November 2011.

Dalam pasal 11 UU Pedoman Perilaku Penyiaran tentang diskriminasi tayangan, disebutkan bahwa lembaga penyiaran wajib memperhatikan dan melindungi hak kepentingan kelompok masyarakat minoritas dan marjinal.

Aturan ini mencakup kelompok pekerja yang dianggap marjinal, kelompok masyarakat yang memiliki orientasi seks, kelompok masyarakat dengan ukuran fisik di luar normal, kelompok masyarakat cacat fisik, keterbelakangan mental, dan pengidap penyakit tertentu.

Salah satu tayangan yang sudah mendapat teguran adalah OVJ yang ke depannya akan dievaluasi. "Opera Van Java, salah satu yang dapat teguran.  Imbauan, teguran, KPI dilakukan berdasarkan analisis," katanya.

Selain itu, KPI juga telah menerima 117 aduan masyarakat terhadap komedian, Olga Syahputra. Menurut Nina, pengaduan tentang lawakan Olga itu sudah diterima sejak 2010 hingga 2011 ini.

Pengaduan yang terakhir adalah tentang lawakan Olga di sebuah acara stasiun televisi swasta. Dalam acara tersebut, Olga yang berperan sebagai suster ngesot sempat menyinggung masalah perkosaan di angkutan umum. Saat itu komedian Sule bertanya kepada Olga, "Kalau boleh saya tahu nih matinya kenapa? Ada kan yang bunuh diri, ada yang dibunuh." Olga pun menjawab, "Matinya sepele, diperkosa sama supir angkot."

Ternyata canda Olga tersebut menyinggung masyarakat. "Ada yang tersinggung dan sakit hati terhadap canda Olga. Itu canda tidak lucu. Tidak sedikit yang mengalaminya. Itu menjadi serius untuk kita bahas," ucap Nina. (umi)

"Modus Anomali" Ditonton 1200 Orang di AS

 
BANDUNG, KOMPAS.com - Film terbaru karya Joko Anwar, Modus Anomali, pertama kali diputar di acara South by South West (SXSW) di Texas, Amerika Serikat pada pertengahan Maret 2012 lalu. Joko mengklaim, filmnya telah ditonton oleh 1200 orang yang hadir di SXSW.

SXSW sendiri merupakan festival film dan musik interaktif terbesar kedua di Amerika Serikat. Jejaring sosial Twitter dan aplikasi geotagging Foursquare, mulai dikenal dan banyak digunakan pada acara SXSW.

Sepanjang acara SXSW (9 sampai 18 Maret), film yang diproduksi oleh LifeLike Pictures ini diputar sebanyak empat kali.

Modus Anomali jadi salah satu film yang diputar empat kali. Padahal kebanyakan film lain hanya diputar tiga kali," ungkap Joko usai memutar behind the scene Modus Anomali di acara GeekFest di Sasana Budaya Ganesa Bandung, Minggu (1/4/2012),

Nah, dari empat kali pemutaran itu, semua tiket habis terjual dan setiap teater berkapasitas 300 orang. "Jadi, ada sekitar 1200 orang yang menonton Modus Anomali," tambahnya.

Modus Anomali, yang ber-genre psychological thriller, memang dengan mudah diterima orang AS karena dialognya menggunakan bahasa Inggris. "Kenapa bahasa Inggris? Karena bisa dibilang dialognya sedikit, dan banyak kata-kata yang tidak enak didengar jika menggunakan bahasa
Indonesia," ujar Joko.

Seperti film Joko pada umumnya, ia tak ingin memberi identitas waktu dan tempat dalam cerita filmnya. Uniknya, Joko tidak memberikan pengenalan karakter yang mendalam kepada tokoh utama yang diperankan Rio Dewanto, dan tokoh-tokoh lainnya. Di sini, Joko juga mengurangi penggunaan properti.

Menurut Sheila Timothy selaku produser LifeLike Pictures, proses shooting Modus Anomali dilakukan selama 10 hari di hutan di Gunung Pancar Sentul, Jawa Barat, bulan November 2011.

Untuk menyesuaikan diri dengan lokasi shooting, para pemain dan kru film pun melakukan latihan fisik sebelum shooting dimulai.

Sheila mengatakan, Modus Anomali akan tayang di bioskop-bioskop di Indonesia pada 26 April 2012 dan berdurasi 87 menit.

LifeLike Pictures juga sedang melakukan negosiasi dengan dua distributor film internasional kenamaan, agar Modus Anomali bisa tayang di bioskop-bioskop Amerika Utara.

Soal UU Pemilu, Golkar Kecewa kepada Demokrat

Priyo Budi Santoso, Ketua DPP Partai Golkar
JAKARTA, KOMPAS.com — Para politikus Partai Golkar merasa tidak puas dengan Undang-Undang Pemilu yang baru disahkan Dewan Perwakilan Rakyat. Alasannya, tidak semua pandangan Golkar terkait penyelenggaraan pemilu masuk dalam UU Pemilu.
"Golkar sudah tentu belum sepenuhnya puas. Aspirasi kami tidak semua tertampung," kata Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso di kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (13/4/2012).
Dalam pembahasan di Panitia Khusus RUU Pemilu itu, fraksi-fraksi sulit mencapai kesepakatan terhadap empat isu krusial. Menjelang pengambilan keputusan, tiga isu diselesaikan dengan musyawarah mufakat, yakni ambang batas parlemen disepakati sebesar 3,5 persen, sistem pemilu dengan proporsional terbuka, dan alokasi kursi 3-10 per daerah pemilihan (dapil). Satu isu lagi, yakni metode penghitungan suara menjadi kursi, harus diselesaikan dengan voting. Akhirnya, metode kuota murni dipilih setelah didukung mayoritas anggota dalam voting ini.
Priyo mengatakan, awalnya pihaknya menginginkan ambang batas sebesar 5 persen. Belakangan, Golkar bersedia mengakomodasi parpol kecil dengan turun ke angka 3,5 persen asalkan penghitungan suara menjadi kursi menggunakan metode divisor dengan varian webster habis di dapil.
Fraksi Partai Demokrat membuka peluang untuk mendukung usulan Golkar itu. Namun, akhirnya Demokrat memilih mendukung metode kuota murni bersama lima fraksi koalisi lain, ditambah F-Gerindra dan Hanura.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin mengaku kecewa terhadap sikap Demokrat itu. "Demokrat 'balik badan' karena awalnya mereka mau ikut kita," kata Nurul.
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan, sebenarnya metode webster akan menguntungkan pihaknya. "Akan tetapi, Partai Demokrat enggak pikir pragmatis transaksional gitu. Kita juga pikirkan partai-partai koalisi yang selama ini berkomitmen, integritasnya dan loyalitasnya teruji. Kita harus berpihak pada itu," kata Marzuki.

Ini Dia Cagub Idaman Warga Jakarta


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta akan berlangsung pada Juli 2012. Para calon pun sudah bersiap meraih suara warga Jakarta.

Sebenarnya, seperti apa sosok calon gubernur dan wakil gubernur yang diinginkan warga Jakarta?

Menurut penelitian Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Cagub-Cawagub idaman adalah yang mampu menyelesaikan masalah besar bagi Jakarta yaitu banjir, macet dan sampah.

"Siapapun yang bisa atasi tiga masalah besar ini potensial dipilih oleh warga Jakarta," kata Peneliti Senior dari Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Totok Izul Fattah, di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Jakarta, Minggu (8/4/2012).

Sebanyak 65,3 persen warga Jakarta menganggap bahwa masalah banjir, sampah dan macet harus segera diatasi.

Sementara masalah lain seperti masalah ormas dan lain-lain hanya 18,9 persen saja. Sisanya sebanyak 15,8 persen tidak menjawab masalah apa yang harus segera diselesaikan.

Meski sebagian besar warga Jakarta kurang puas dengan kinerja incumbent Fauzi Bowo dalam menyelesaikan masalah besar Jakarta, nama incumbent tetap dipercaya lebih mampu untuk mengatasi tiga masalah besar ini dibanding pesaingnya.

Berdasarkan survei, sebanyak 57,3 persen kurang puas dengan penyelesaian masalah macet oleh incumbent. Kemudian 43,7 persen masih kurang puas dengan solusi masalah banjir dan sisanya 41,6 persen kurang puas dengan penanganan masalah sampah.

"Tapi 38,2 persen masih menganggap incumbent mampu atasi masalah besar ini dibanding yang lain," tandasnya.

Wapres Didemo, Jurnalis Dipukul



MEDAN, KOMPAS.com — Kedatangan Wakil Presiden Boediono ke Sumatera Utara, Jumat (13/4/2012), diwarnai aksi unjuk rasa. Menyikapi demo ini, aparat TNI melakukan tindakan represif sehingga sejumlah wartawan menjadi korban pemukulan.

Unjuk rasa dilakukan belasan orang dari Komite Tani Menggugat di depan Kantor Pos Besar, di Jalan Balai Kota, Medan. Mereka menuntut penyelesaian masalah tanah di Sumut. "Kami ingin tuntutan kami didengar karena kepala daerah di sini tidak menanggapi," teriak massa.

Para pendemo semula dikelilingi barikade ratusan pasukan Arhanudse dan Armed. Sementara itu, petugas kepolisian sempat meminta pengunjuk rasa pindah karena rombongan Boediono akan melintas menuju Hotel JW Marriott, tetapi mereka menolak. Tak lama berselang, aparat TNI mulai bertindak represif. Mereka mengambil paksa poster dari tangan pengunjuk rasa. Para pendemo pun diseret dan digotong.

Saat aksi represif ini terjadi, jurnalis perempuan SCTV Tuti Alawiyah Lubis disikut pada bagian bibir. Dia juga didorong hingga terjerembab. Begitu juga dengan jurnalis lain, seperti Ayat Sudrajat Hasibuan (Trans TV) dan Bahana Situmorang (TV One) juga didorong hingga jatuh. "Awalnya masih tenang, TNI berusaha menutupi massa dengan balik kanan menghadap ke jalan. Tiba-tiba mereka menarik poster dan pendemo disuruh pindah. Aku didorong di bagian bahu sampai terjungkal mengenai kereta (mobil) yang sedang parkir," kata Tuti, Jumat (13/4/2012) malam.

Saat wartawan mengikuti aparat TNI menyeret para pengunjuk rasa dan mempertanyakan aksi represif itu, oknum TNI melayangkan pukulan ke arah wajah jurnalis TV Berita Satu, T Yudhistira. Setelah sempat terjadi keributan, tentara melepaskan para pendemo dan membiarkan mereka berdemo di depan kantor Bank BCA, sekitar 30 meter dari lokasi semula.

Di tempat ini, tentara kembali membuat barikade, menutupi para pengunjuk rasa dari pelintas Jalan Balai Kota. Namun, ternyata rombongan Boediono tidak lewat dari jalan itu. Mereka dikabarkan memutar dari Jalan Jawa kemudian masuk ke Jalan Putri Merak Jingga sebelum akhirnya tiba di Hotel JW Marriott.

Ass Ops Kodam I BB Kolonel Yotanobey yang datang ke lokasi tak banyak berkomentar mengenai kejadian ini. Dia membantah tindakan represif itu karena kedatangan Wapres Boediono. "Tidak, tidak karena itu," ucapnya singkat.

Meski Yotanobey membantah, pengamanan di Kota Medan terkesan berlebihan. Sejumlah panser disiagakan, seperti di depan Stasiun Besar Kereta Api Medan. Tentara bersenjata laras panjang juga disebar di sejumlah persimpangan dan lokasi-lokasi strategis, seperti hotel, bank, dan SPBU. Pengamanan ekstraketat ini pun diimbangi dengan kemacetan di sejumlah titik Kota Medan.

Boediono datang ke Sumut setelah kunjungannya ke Aceh. Setelah mendarat di Bandara Polonia, dia menggunakan helikopter mengunjungi Bandara Kuala Namu. Dia kembali ke Medan menggunakan jalur darat.